Hotspot atau tempat yang menyediakan layanan
akses Internet dengan menggunakan wireless memang sudah sangat banyak.
Hal ini disebabkan banyaknya perangkat yang telah dilengkapi dengan
teknologi wireless, sehingga tren penggunaannya pun semakin tinggi.
Artikel
ini akan membahas hal-hal penting yang perlu Anda ketahui untuk
menyediakan layanan hotspot. Hal yang dibahas memang relatif sederhana
sehingga bisa diikuti oleh pemula sekalipun (asalkan sudah memiliki
dasar-dasar jaringan). Di akhir artikel, akan juga akan membahas salah
satu alat yang cukup praktis untuk digunakan sebagai hotspot gateway.
1. Tentukan konsep hotspot Anda
Konsep
hotspot ini merupakan awal yang sangat penting untuk Anda tentukan.
Apakah hotspot Anda nantinya akan dapat digunakan secara gratis atau
harus membeli voucher tertentu? Anda harus menentukan hal dasar ini
terlebih dahulu karena akan menyangkut perencaaan infrastruktur hotspot
itu sendiri.
Alternatif yang biasa dipilih adalah memberikan
waktu trial khusus secara gratis selama beberapa waktu (satu atau dua
bulan pertama). Selanjutnya, pengunjung harus membayar atau membeli
voucher sebelum bisa mengakses hotspot Anda. Kadang kala, ada beberapa
tempat yang memang sengaja memberikan layanan Wi-Fi hotspot secara
gratis. Namun, Anda harus berbelanja (atau memesan makanan) selama
mengakses hotspot tersebut.
2. Akses Internet yang cukup cepat
Hal
pertama yang harus Anda miliki adalah akses Internet. Akses Internet
ini pada umumnya menggunakan layanan broadband dengan kecepatan yang
cukup tinggi (128 Kbps atau lebih), tergantung target jumlah pengunjung
yang akan mengakses layanan hotspot ini.
3. Membuat hotspot tanpa billing
Bagian ini akan membahas singkat mengenai cara pembuatan hotspot gratis (tanpa sistem billing tertentu).
Secara
umum, sistem hotspot gratisan tidaklah berbeda jauh dengan sistem Wi-Fi
di rumah yang saat ini mulai banyak digunakan. Anda hanya perlu
beberapa alat untuk membuat jaringan seperti ini.
Alat pertama
yang harus Anda miliki tentunya adalah modem. Modem ini harus
disesuaikan dengan jenis koneksi Internet yang Anda gunakan (ADSL,
Cable, dan lainnya).
Selanjutnya, Anda juga harus memiliki sebuah
router yang akan berfungsi sebagai gateway. Router inilah yang akan
mengatur semua koneksi dari client ke Internet. Sebaiknya, Anda membeli
router yang telah dilengkapi dengan fungsi Access Point terintegrasi.
Jika Anda membeli router yang tidak memiliki fungsi Access Point, maka
Anda juga harus membeli Access Point terpisah.
4. Membuat hotspot dengan billing
Membuat
hotspot dengan billing memang lebih rumit dibandingkan dengan tanpa
billing. Sistem yang umum digunakan adalah dengan menggunakan voucher
generator yang secara otomatis akan dibuat oleh sistem. Hampir semua
vendor wireless besar sudah memiliki sistem ini.
Sistem ini
umumnya bisa bekerja secara independen. Ia memiliki fungsi
router/gateway dan juga Access Point (Anda tetap harus membeli modem).
Sistem billing dan voucher generator-nya telah terintegrasi. Biasanya,
ia juga memiliki keypad (untuk menentukan jumlah voucher yang dibeli)
dan printer (untuk mencetak voucher). Sistem ini hanya perlu
dikonfigurasi saat awal via PC, selanjutnya semua operasi sistem bisa
bekerja secara independen. PC hanya dibutuhkan untuk melakukan perubahan
konfigurasi saja.
5. Konfigurasi akses Internet
Infrastruktur
jaringan yang harus dibuat pada dasarnya cukup sederhana. Dasarnya,
untuk koneksi ke Internet akan dibutuhkan modem. Dari modem, koneksi
akan dimasukkan ke router atau gateway. Selanjutnya, dari router koneksi
baru dibagi ke client via koneksi kabel ataupun wireless (via Access
Point).
Hampir semua alat sejenis bisa dikonfigurasi via jaringan
dari PC client. Syarat utamanya adalah IP dari client harus satu segmen
dengan IP dari perangkat yang ingin dikonfigurasi. Anda bisa mencari
informasi ini di buku manual perangkat Anda.
Proses konfigurasi
awal yang biasanya harus dilakukan adalah melakukan koneksi ke Internet
via modem. Salah satu port pada router (port WAN) biasanya harus
dihubungkan ke modem. Selanjutnya, proses konfigurasi biasanya dilakukan
via interface web based yang disediakan oleh router Anda.
6. Masalah DHCP server
Setelah
jaringan sukses terkoneksi, maka Anda harus mengaktifkan DHCP server.
DHCP server ini berguna untuk memberikan IP secara otomatis kepada
setiap user. Cara ini memudahkan pengunjung untuk mengakses hotspot Anda
(khususnya untuk sistem free tanpa login). Namun, cara ini bisa juga
memberikan lubang keamanan karena Anda lebih sulit untuk mengendalikan
pengunjung yang mengakses hotspot.
Menurut CHIP, jalan terbaik
sebenarnya tergantung Anda sendiri. Untuk Anda yang menerapkan sistem
free (tanpa voucher), tidak mau repot dengan pengaturan IP, dan tidak
keberatan hotspot diakses oleh banyak orang, maka mengaktifkan DHCP
adalah jalan terbaik. Batasi jumlah client yang akan diberikan IP oleh
DHCP (misal 10 client). Dengan begitu, jumlah pengunjung yang bisa
mendapatkan IP hanya maksimal 10 client saja.
Jika Anda mau lebih
selektif, maka DHCP boleh dinonaktifkan. Setiap user yang akan
mengakses hotspot harus terlebih dahulu meminta informasi alamat IP dari
Anda selaku pemilik hotspot.
Bagi Anda yang menerapkan sistem
login/voucher, maka DHCP server boleh diaktifkan. Soalnya, user tidak
akan bisa mengakses Internet tanpa username dan password yang benar dari
voucher, walaupun ia telah mendapatkan IP dari DHCP server.
7. Memantau statistik user
Hal
ini hanya perlu dilakukan oleh Anda yang menggunakan sistem login.
Masuklah ke router dan cari menu “Account Table� atau sejenisnya. Di
sana, Anda bisa menemukan username dan password yang di-generate oleh
sistem.
Informasi yang lebih detail seperti lama login, sisa
waktu login, dan jumlah uang yang dibayarkan juga bisa dilihat. Pastikan
saja bahwa tidak ada kejanggalan di sini. Setiap kejanggalan sebaiknya
segera diperiksa lebih detail.
8. Enkripsi yang tepat
Jaringan
wireless tanpa enkripsi sangatlah tidak aman. Oleh sebab itu, aktifkan
fungsi enkripsi setidaknya WEP 64 atau 128 bit. Perlu diperhatikan bahwa
dengan aktifnya enkripsi maka proses zero configuration akan sulit
untuk dilakukan. User harus memasukkan enkripsi yang sesuai sebelum bisa
login ke dalam hotspot.
9. Client yang ingin mengakses
Tidak
semua client memiliki kepandaian yang setara. Apalagi untuk kawasan
hotspot yang tidak zero config (membutuhkan pengaturan/konfigurasi
tambahan). Oleh karena itu, Anda selaku pemilik hotspot harus bisa
menyediakan informasi yang jelas agar user bisa login dengan mudah.
Beberapa
konfigurasi pengaturan seperti alamat IP (untuk hotspot tanpa DHCP
server), metode enkripsi, sampai pemilihan Access Point (untuk area yang
memiliki beberapa hotspot), harus diinformasikan dengan jelas kepada
calon pengguna. Setidaknya, Anda menyediakan satu atau dua petugas yang
mengerti teknis konfigurasi client hotspot. Konsumen yang kecewa dapat
dengan mudah meninggalkan tempat Anda dan mencari hotspot lain yang
lebih informatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar